Minggu, 19 Juni 2011

Koridor Emansipasi Wanita

Perempuan diidentikkan dengan posisi second people dimana sejak jaman awal bumi terbentuk hingga umur bumi mencapai 2011 tahun (dalam tahun masehi ) dipandang dengan segala keterbatasan dan kelemahan hingga terjadinya diskriminasi status dan kebebasan hak yang dimiliki dengan kaum adam.



Posisi yang sebenarnya menguntungkan namun juga banyak kerugian. menguntungkan karena perempuan yang diberi keterbatasan fisik selalu diistimewakan dengan dibebas tugaskan dari kewajiban-kewajiban yang menggunakan fisik secara berat dan selalu mendapat prioritas kemanan. Namun posisi ini juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak mampu menghargai posisi perempuan dengan tindak kekerasan dan bahasa pengabdian dan perbudakan.

Sayangnya, jaman semakin berubah pergolakan demi pergolakan berkembang untuk mencapai kesetaraan posisi dengan kaum Adam. dan semakin lama perempuan pun semakin dengan bebas mengepakkan sayapnya. Berlomba dengan kaum Adam unuk menguasai dunia pencari nafkah, olahraga, kepemimpinan.

Namun ketika mencoba menengok lagi dengan koridor emansipasi, banyak hal yang sudah berkembang dan mungkin sudah jauh berbeda. Banyak kasus perempuan meninggalkan kewajiban utamanya dalam keluarga. Akidah-akidah yang seharusnya dilakukan sudah banyak yang dilupakan berdiri dengan atas nama emansipasi.

Banyak wanita yang secara tidak sadar bermatafosa menjadi ayah. Meninggalkan tugas utama menjadi wanita dan bersaing untuk menjadi ayah.

Emansipasi adalah memperjuanngkan hak-hak wanita sehingga dapat berkarya dan bersaing menjadi manusia yang berprestasi. Namun bila wanita meninggalkan karya utama yaitu, anak dan keluarga maka nilai emansipasi itu menjadi tidak ada, dan yang tinggal hanya pemuasan pengakuan atas diri.

Emansipasi adalah melakukan hal yang terbaik sebagai wanita. dan bila kita melepas cangkang kita sebagai wanita dan bermamorfosa menjadi ayah maka sebenarnya kita sendiri lah yang justru meninggalkan emansipasi demi perwujudan ego pribadi. Dan hal itu patut dipertanyakan pada diri sendiri bahwa sebenarnya anda mlu sebagai wanita atau menganggap pekerjaan wanita tidak penting. Bagaimana bisa seseorang berpegang pada emansipasi wanita tapi sebenarnya dia mau menjadi wanita.

2 komentar:

Kodok kampus mengatakan...

betul banget saya juga setuju. wah blognya baru ya salam kenal dari kodok kampus first follower
kodok-kampus.blogspot.com

d'power mengatakan...

salam kenal juga.. iya nih newbie.. masih belajar blogging

Posting Komentar